Kaliurang (Global FIAI News). Beberapa bulan lagi mahasiswa
Universitas Islam Indonesia akan menggelar perhelatan akbar pemilihan wakil
mahasiswa untuk duduk di kursi dewan perwakilan mahawasiswa (DPM) UII. Namun
disinyalir PEMILWA UII 2009 ini akan berjalan tanpa lembaga pengawas yang akan
mengawasi jalannya PEMILWA seperti tahun-tahun sebelumya.
“Munculnya
kasus-kasus kecurangan PEMILWA UII di lapangan diduga karena tidak ada lembaga
yang mengawasi dan menindak masalah-masalah tersebut. Lembaga yang dimaksud
adalah PANWASLU, lembaga independent yang bertugas mengawasi jalannya PEMILWA
UII jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran,” ujar koordinator P4 LPM PD, Popy
Ridianita sekaligus pembicara dalam diskusi rutin setiap kamis yang digelar oleh
bidang P4 (Penelitian, Pengembangan, pelatihan dan Pengkaderan) Lembaga Pers
Mahasiswa Pilar Demikrasi FIAI UII, di kantor LPM PD FIAI, Kamis 7 Mei 2009.
Popy kemudian
menjelaskan konsep
student government yang dipakai UII,
pengertian PEMILWA dan contoh masalah yang ada ketika PEMILWA dilaksanakan.
“Peminjaman
KTM tanpa ijin di rental CD dan intimidasi atau ajakan untuk memilih salah satu
caleg pernah terjadi,” ungkap Popy.
“Dari
kasus-kasus yang muncul di lapangan tidak ada lembaga yang mengawasi dan menindak
masalah-masalah tersebut,” imbuhnya.
Sementara menurut salah satu anggota KPU
PEMILWA UII 2009, Rifa’i yang turut dalam diskusi tersebut memaparkan ketiadak
adaan PanWasLu pada sistim PEMILWA di UII memang sudah sejak dulu termasuk pada
PEMILWA 2009 yang akan datang ini.
“PanWasLu
dalam PEMILWA UII tidak dibentuk karena kurangnya personel di KPU PEMILWA UII,”
tegas Iip sapaan akrab Rifai.
“Semua
permasalahan yang muncul saat PEMILWA diserahkan kembali pada mahasiswa,”
tambah Iip.
Jalanannya
diskusi yang cukup panas ini menyeret keinginan peserta yang terdiri dari
anggota LPM PD FIAI perlunya PanWasLu dalam PEMILWA UII, karena jika masalah
yang muncul dikembalikan lagi ke KPU malah memberatkan pihak KPU itu sendiri,
KPU akan dipusingkan dengan pelanggaran-pelanggaran yang ada kemudian
tindakan-tindakan yang diambil belum lagi pelaksanaan pemilu itu sendiri yang
perlu tenaga ekstra untuk menjalankannya. (A. Nurozi)
0 komentar:
Post a Comment