Dua Prodi FIAI Gelar Bedah Buku Dan Kitab Ekonomi Islam

KALIURANG (Global FIAI News). Menaggapi perkembangan ekonomi islam di Indonesia, program studi hukum islam dan ekonomi islam FIAI UII menggelar bedah buku yang membahas tentang berbagai aspek ekonomi islam 18 Juni 2009 lalu di auditorium FTI UII. Hadir sebagai pembedah adalah Dr. Drs. Dadan Muttaqin, SH., M.Hum, dosen sekaligus akademisi FIAI UII bersama Drs. Zuhdi Muhdlor, SH., M.Hum, hakim pengadilan agama DIY. Keduanya didaulat untuk membedah buku tentang Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah karangan Dr. Drs. Dadan Muttaqin, SH., M.Hum. Menurutnya buku yang ia susun merupakan suatu upaya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang perbankan syari'ah. ”Mengingat lahirnya sistem perbankan syari'ah di Indonesia masih relatif baru, teristimewa dengan lahirnya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama yang diantaranya mengatur tentang penyelesaian sengketa ekonomi syari'ah, merupakan suatu hal yang spektakuler yang tidak terbayangkan sebelumnya. Maka implikasinya seluruh jajaran peradilan agama dituntut untuk mempersiapkan diri guna memenuhi tugas tersebut” ujar Dadan.
          Tidak hanya satu buku yang dibedah pada acara yang dikuti oleh 65 peserta juga menghadirkan Drs. Yusdani, M.Ag dan Drs. Asmuni MTH, MA., akademisi FIAI UII untuk membedah  Kitab: “Pemikiran Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam (Al-Wajiz fi al-Fikri al-Iqtishadi al-Wadh’I wa al-Islami)” dan Ekonomi Islam: Antara Teori dan Praktik (al-Iqtisad al-Islami bain an-Nazariyah wa at-Tatbiq Dirasah Muqaranah bi al-Iqtisad al-Wad’i) karya Muhammad Taj Abdurrahman Ahmad al-Urusi seorang proponen ekonomi Islam. Yusdani mengungkapkan kitab tersebut merupakan suatu karya yang mengetengahkan pembahasan comparative perspective ( perbandingan) antara ekonomi Islam di satu sisi dengan ekonomi Konvensional di sisi lain. Di samping itu, buku ini juga mempresentasikan tiga pendekatan sekaligus, yaitu normatif, filosofis dan historis. Kehadiran buku baru ini   memberikan kontribusi penambahan literatur dan informasi berharga dalam kajian ekonomi Islam ( terutama di Indonesia ). ”Salah satu kritik tajam penulis buku ini menyoroti fenomena ekonomi Islam adalah bahwa ekonomi Islam masih terlalu ideal dan betul-betul belum membumi”, tambahnya.

Yusdani menegaskan letak perbedaan dasar antara sistem keuangan dan perbankan Islam dengan  konvensional berujung pada satu pertanyaan: apakah bunga itu halal atau haram (riba)? Perdebatan ini sudah berlangsung lama. Masing-masing pihak – baik yang mengatakan haram atau tidak – punya argumen yang valid. Akan tetapi, jika dikatakan bahwa bunga bank itu haram. Lalu solusi apa yang ditawarkan oleh pemikiran ekonomi Islam dalam hal transaksi keuangan? Menurut para pengusungnya, jawaban ekonomi Islam adalah bagi hasil dan bagi risiko. Ada tiga skema yang ditawarkan: mudharabah, musyarakah dan murabahah.Akan tetapi penerapan tiga skema ini hendaknya dijadikan tantangan bagi proponen ekonomi Islam untuk terus menemukan praktek keuangan dan perbankan yang otentik sekaligus tetap relevan dengan tantangan ekonomi modern. Alternatifnya adalah mendefinisikan kembali pemahaman dan posisi Islam mengenai bunga bank. (A. Nurozi)

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, FIAI Adakan Pelatihan Pegawai

KALIURANG (Global FIAI News). Sebagai upaya memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh konsumen khususnya mahasiswa di lingkungan fakultas ilmu agama islam UII, FIAI mengadakan pelatihan bagai segenap pegawai-pegawai administrasi pada 20 Juni 2009 lalu berlangsung di diruang sidang FIAI. Dalam sambutannya Drs. AF. Djunaidi, M.Ag, wakil dekan FIAI mengatakan acara ini merupakan salah satu bentuk kepedulian fakultas terhadap konsumennya khususnya mahasiswa dalam hal pelayanan. Tidak hanya itu, etos kerja yang baik dan sinergisitas juga diharapakan  akan lebih baik lagi, tambahnya.
Hadir sebagai motivator adalah Drs. Sumaryono, MSI, Psi., trainer kondang sekaligus akademisi di UGM. Pak Yono, panggilan akrabnya mengajak seluruh peserta pelatihan untuk memahami hakikat belajar sebagai investasi dan bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai ajaran agama islam dalam dunia kerja. Ia mencontohkan Andri wongso trainer yang berasal dari keluarga miskin dan pernah menjadi aktor kungfu di Hongkong yang sukses menjadi orang besar karena mau merubah sikap dan mental dirinya. “Untuk sukses mental kita harus dirubah, karena Tuhan tidak akan pernah merubah suatu kaum melainkan suatu kaum itu sendiri yang merubahnya dan tentukanlah nasib anda kalau tidak orang lain yang akan merubah anda” ungkapnya.
          Pelatihan yang digelar dengan santai tersebut rupanya juga membuat peserta tambah semangat lantaran trainer Yono memberikan materi juga berupa pemutaran film-film yang menggambarkan semangat yang tidak boleh putus sehingga memberikan pencerahan kepada peserta untuk lebih semangat dalam bekerja.
          Dalam bekerja, kata Yono, tidak akan pernah lepas dari masalah karena masalah adalah suatu proses yang wajar dan merupakan sumbr belajar dan perbaikan sehingga harus dikelola dengan baik untuk menjadi sebuah solusi.
          Sebelum berakhirnya pelatihan, Pak Yono memberikan stimulan semangat pada seluruh peserta berupa falsafah tentang hidup, ”kunci hidup adalah membahagiakan orang lain, karena allah tidak pernah tidur, perbuatan positif akan berkonsekuensi positif itu pula.” demikian ujarnya disambut gumam peserta. 
          Sementara itu Drs. Fajar Hidayanto, MM., Dekan FIAI dalam sambutannya menutup acara pelatihan tersebut mengungkapkan rasa syukurnya terhadap prestasi-prestasi mahasiswa FIAI yang semakin meningkat, satu kali ini dan berharap pelatihan tidak berhenti disini karena akan terus ada pemantauan dari  Drs. Sumaryono, MSI, Psi. Untuk lebih meningkatkan kualias pelayanan FIAI terhadap semua konsumen terutama mahasiswa. (A. Nurozi)

Sanggar Teater Toples HMJ TY Segera Ramaikan UII

Kaliurang (Global FIAI News). Didukung beberapa sanggar teater mahasiswa Yogyakarta, Himpunan Mahasiswa Jurusan Tarbiyah (HMJ TY FIAI UII) mendirikan sanggar teater yang dinamakan “Toples”.
“Hal ini berangkat dari keinginan dan tekat kuat dari beberapa pengurus HMJ Ty dan sekaligus juga merupakan program kerja tahunan HMJ Tarbiyah FIAI UII pada periode kepengurusan 2009-2010,” tutur Hidayat Mabrur Ketua HMJ TY FIAI UII usai mengadakan audisi anggota Toples di pelataran gedung FIAI, Jum’at sore pukul 19.00 8 Mei 2009.
“Rangkaian pendirian teater ini telah diberjalan sejak beberapa pekan sebelumnya, yang dimulai dengan melakukan open rekruitement bagi segenap mahasiswa jurusan kemudian tepatnya pada senin 11 Mei lalu dilanjutkan dengan tahapan penyeleksian dari segenap peserta yang memang telah mendaftarkan diri, tambah Mabrur.
walaupun cuaca sempat hujan, namun ternyata tidak menyurutkan semangat perta untuk tetap melanjutkan tahapan seleksi dengan anstusias tinggi dan menyenangkan. Begitu pula tim penguji yang didatangkan pengurus dari berbagai sanggar teater lain seperti teater ESKA Universitas Islam Negeri Yogyakarta, teater COIN Fakultas Ekonomi UII dan teater Jemuran  Fakultas Teknik Industri UII yang juga memberikan apresiasi yang baik.

Kedepannya sanggar teater Toples ini diharapkan mampu menampung segenap bakat dan minat seni mahasiswa Tarbiyah yang mempunyai bakat dan minat teman-teman dalam bidang seni secara umum dan teater secara khusus, karena pada dasarnya sanggar teater kedepannya tidak hanya akan berorientasi pada pengembangan teater semata, namun juga akan berusaha mengembangkan segenap ranah yang berkaitan dengan bidang kesenian seperti puisi, musik, drama dan sejenisnya, ungkap Syarifah Ainiyah selaku koorditor divisi seni HMJ Tarbiyah. (A. Nurozi)

PEMILWA UII 2009 Disinyalir Tanpa Pengawas

Kaliurang (Global FIAI News). Beberapa bulan lagi mahasiswa Universitas Islam Indonesia akan menggelar perhelatan akbar pemilihan wakil mahasiswa untuk duduk di kursi dewan perwakilan mahawasiswa (DPM) UII. Namun disinyalir PEMILWA UII 2009 ini akan berjalan tanpa lembaga pengawas yang akan mengawasi jalannya PEMILWA seperti tahun-tahun sebelumya.
“Munculnya kasus-kasus kecurangan PEMILWA UII di lapangan diduga karena tidak ada lembaga yang mengawasi dan menindak masalah-masalah tersebut. Lembaga yang dimaksud adalah PANWASLU, lembaga independent yang bertugas mengawasi jalannya PEMILWA UII jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran,” ujar koordinator P4 LPM PD, Popy Ridianita sekaligus pembicara dalam diskusi rutin setiap kamis yang digelar oleh bidang P4 (Penelitian, Pengembangan, pelatihan dan Pengkaderan) Lembaga Pers Mahasiswa Pilar Demikrasi FIAI UII, di kantor LPM PD FIAI, Kamis 7 Mei 2009.
Popy kemudian menjelaskan konsep student government yang dipakai UII, pengertian PEMILWA dan contoh masalah yang ada ketika PEMILWA dilaksanakan.
“Peminjaman KTM tanpa ijin di rental CD dan intimidasi atau ajakan untuk memilih salah satu caleg pernah terjadi,” ungkap Popy.
Dari kasus-kasus yang muncul di lapangan tidak ada lembaga yang mengawasi dan menindak masalah-masalah tersebut,” imbuhnya.
 Sementara menurut salah satu anggota KPU PEMILWA UII 2009, Rifa’i yang turut dalam diskusi tersebut memaparkan ketiadak adaan PanWasLu pada sistim PEMILWA di UII memang sudah sejak dulu termasuk pada PEMILWA 2009 yang akan datang ini.
“PanWasLu dalam PEMILWA UII tidak dibentuk karena kurangnya personel di KPU PEMILWA UII,” tegas Iip sapaan akrab Rifai.
“Semua permasalahan yang muncul saat PEMILWA diserahkan kembali pada mahasiswa,” tambah Iip.
Jalanannya diskusi yang cukup panas ini menyeret keinginan peserta yang terdiri dari anggota LPM PD FIAI perlunya PanWasLu dalam PEMILWA UII, karena jika masalah yang muncul dikembalikan lagi ke KPU malah memberatkan pihak KPU itu sendiri, KPU akan dipusingkan dengan pelanggaran-pelanggaran yang ada kemudian tindakan-tindakan yang diambil belum lagi pelaksanaan pemilu itu sendiri yang perlu tenaga ekstra untuk menjalankannya. (A. Nurozi)

Iip Ketua Baru HMI Lafran Pane

Kaliurang (Global FIAI News). Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Lafran Pane belum lama ini mengadakan Rapat Anggota Komisariat di FIAI salah satunya adalah pemilihan ketua baru. Ahmad Rifai atau iip biasa disapa terpilih menjadi ketua umum HMI Komisariat Lafran Pane FIAI-Fakultas Kedokteran masa jabatan 2009-2010 baru dilantik kemarin minggu 26 April 2009 di gedung Prof. Sardjito Universitas Islam Indonesia.
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat ini dihadiri oleh segenap pengurus HMI Cabang Yogyakarta HMI Komisariat-komisariat lain di lingkungan UII dan Yogyakarta. Iip ketua baru terpilih sekaligus adalah mahasiswa FIAI 2007 dilantik langsung oleh ketua HMI Cabang Yogyakarta Nurdianti Awaliyah mahasiswa FMIPA UII.
Dalam sambutannya pasca pelantikan Iip mengatakan ini bukanlah suatu jabatan melainkan sebuah amanat besar yang dipercayakan HMI kepada dirinya untuk melakukan suatu perubahan besar terhadap bangsa ini, terutama dilingkungan kampus UII yang sampai saat ini masih terdapat bentuk-bentuk ketidak beresan baik di tingkatan disegala lini baik mahasiswa maupun birokrasi kampus.
Sementara untuk memompa semangat kader-kader Lafran Pane, sesaat selesai pelantikan segera dilanjutkan diskusi internal HMI UII membahas tentang jiwa militansi kader HMI. Sebagai narasumber dalam diskusi ini Bambang dan Andi Rustam Nawawi dipandu oleh Imbuh Tobi’in. Bambang, kader HMI dan mahasiswa UII yang sudah lama malang melintang dalam dunia pergerkan mahasiswa mengatakan untuk meningkatkan jiwa dan nilai militansi harus dimulai dari diri sendiri dan dorongan dari berbagai aspek, baik teman maupun lingkungan dan juga sistim yang dibangun oleh suatu oranisasi. Oleh karena itu niat juga menjadi salah satu faktor penting dalam rangka mewujudkan jiwa militant dan semangat juang kita, tegasnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Andi Rustam Nawawi, alumni HMI Komisariat Lafran Pane, “Namuan perlu ditambahkan satu lagi yaitu kesadaran seorang kader dalam berorganisasi khususnya di HMI. Karena HMI bukan organisasi sembarangan akan tetapi HMI adalah organisasi mahasiswa yang memiliki nilai-nilai dan filosofis yang begitu dalam budaya organisasi, tidak seperti paguyuban yang terkadang sering kumpul namun tidak memiliki nilai dasar perjuangan”.

Selesai acara pelantikan dan diskusi internal, para kader HMI memberikan ucapan selamat kepada Iip dan segenap pengurus baru HMI Komisariat Lafran Pane FIAI-Fakulas Kedokteran diiringi dengan lantunan sholawat serta mencium bendera merah putih dan bendera hijau hitam sebagai bentuk dedikasi kader kepada bangsa dan agama. Selamat buat HMI Komisariat Lafran Pane FIAI-Fakultas Kedokteran UII. (A. Nurozi)

Mahasiswa Ekis Fiai Kenali Asuransi Syari’ah Lebih Dekat

Kaliurang (Global FIAI News). Melihat perkembangan asuransi syari’ah yang begitu pesat dan kebutuhan pasar akan asuransi semakin meningkat saat ini mengguhag Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam untuk menggelar suatu forum diskusi bagi mahasiswa FIAI dan umum tentang asuransi syari’ah dari berbagai aspek sudut pandang mengangkat tema “Mengenal Lebih Dekat Asuransi Syari’ah” pada hari sabtu 25 April 2009 di auditorium FTI UII Lt. III.
Forum diskusi tersebut di format dalam bentuk class refresh diikuti oleh mahasiswa ekonomi Islam FIAI dan umum seperti UIN Sunan Kalijaga dan STEI HAMFARA serta kalangan umum di yogyakarta menghadirkan M. Arief Hikmawan, SEI, Praktisi BNI Life Syari’ah dan Drs. Heri Suasono, MM, Praktisi Asuransi Bumuputera 1912 Syari'ah sebagai narasumber.
Dalam presentasinya di hadapan peserta M. Arief Hikmawan, SEI mengungkapkan perkembangan asuransi syari'ah yang didukung oleh standar operasional melarang prinsip oportunis dalam usahanya dan melarang pengenaan bunga. “Asuransi syari'ah pada hakekatnya merupakan pengembangan dari industri keuangan, dan perkembangannya saat ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan  dan cenderung semakin meningkat dibanding asuransi umum”, tegas Arif .
Lebih lanjut ia menjelaskan Asuransi Syari’ah merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana setiap peserta asuransi saling tolong-menolong apabila ada peserta yang mengalami musibah yang dipertanggungkan, dan perusahaan asuransi diberi amanah untuk mengelola pertanggungan asuransi. Dalam menangani risiko terjadinya musibah, perusahaan asuransi syari’ah bukan sebagai penanggung, namun peserta  saling tanggung menanggung sehingga perusahaan hanya sebagai pengelola asuransi saja. 
Sementara, Drs. Heri Sasono, MM menegaskan asuransi dalam Islam itu mulia seperti disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim; lima hal sebelum datangnya lima perkara  yaitu muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati. kemudian pergunakan kekayaan yang menjelaskan perlindungan kehilangan untuk masa depan. Akan tetapi dalam hal perlindungan harta terdapat tiga unsur yang dilarang yaitu maysir, gharar dan riba. Sebagai ilustrasi, kata Heri bila perusahaan asuransi menyelenggarakan undian, maka tidak boleh mengakibatkan terjadinya pengurangan nilai premi peserta asuransi lain yang tidak memperoleh undian. 
Antusiasme mahasiswa terhadap asuransi syari’ah terlihat dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada kedua narasumber tentang asuransi syari’ah dari berbagai sudut pandang sehingga mereka lebih mengetahui tentang asuransi syariah baik teoeri maupun praktik dilapangan.

Sebagai tindak lanjut rencananya prodi Ekonomi Islam FIAI akan menggelar class refresh selama 12 bulan untuk menambah informasi dan referensi serta pengalaman eksternal mahasiswa ekonomi Islam sebagaimana diucapkan Yudho Prabowo, SEI, staff prodi Ekonomi Islam FIAI UII. (A. Nurozi)

Bisnis Harus Bebas Dari MAGHRIB

Kaliurang (Global FIAI News) Menyikapi maraknya bisnis berbasis multi jaringan (Multi Level Marketing di Indonesia sempat menjadi tema menarik yang diangkat oleh S. Amalia anggota LPM PD FIAI dalam diskusi rutin Lembaga Pers Mahasisa Pilar Demokrasi (LPM PD) FIAI yang digelar setiap kamis satu minggu sekali di kantor LPM PD, kamis 5 Maret 2009 lalu. “Banyak di antara mahasiswa yang tergiur dengan MLM dan banyak juga perusahaan mney game yang berkedok MLM yaitu perusahaan yang merugikan sebagian besar masyarakat dan hanya menguntungkan segelintir orang yang lebih dahulu masuk dan ini hukumnya haram” tegas Amalia.
Menurutnya bisnis dalam syari’at Islam pada dasarnya ternsuk kategori mu’amalat yang hukum asalnya boleh berdasarkan kaidah fiqhiyah al ashlu fil mu’amalah al ibahah hatta yadulla ad dalil ‘ala tahrimiha. Islam memberikan jalan bagi manusia untuk melakukan baebagai improvisasi dan inovasi melalui system, teknik dan mediasi dalam melakukan perdagangan. Namun islam juga mempunyai prinsipi-prinsip pengembangan system bisnis yaitu harus terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah (tidak jelas) dan dzulm (merugikan dan tidak adil terhadap salah sati pihak.
Lebih lanjut Amalia mengatakan system pemberian bonus harus adil dan tidak mendzalimi serta tidak hanya menguntungkan orang yang sudah di atas. Bisnis juga harus bebas dari unsur MAGHRIB, maysir (judi), aniaya (dzulm), gharar (penipuan), haram dan riba serta ikhtikar dan bathil.

Perusahaan MLM memang biasa memberikan penghargaan kepada berprestasi dan islam membenarkan seseorang mendapatkan insentif lebih besar dari yang lain karena keberhasilannya dalam mencapai target penjualan tertentu dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringan dan levelnya secara produktif. Penghargaan kepada up line  yang mengembangkan level di bawahnya dengan cara bersungguh-sungguh dengan memberikan pembinaan, pengawasan dan keteladanan prestasi memang pantas dilakukan, akan tetapi insentif itu diberikan dengan merujuk skim ijarah  yang ditentukan oleh dua kriteria dari segi prestasi penjualan produk dan dari sisi berapa banyak downline yang dibina sehingga ikut mensukseskan kerja, tambahnya.

Laskar Pelangi, Tontonan Sekaligus Tuntunan

Kaliurang(Global FIAI News). Sebagai gebrakan awal dalam kepengurusan baru, Himpunan Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FIAI UII mengadakan acara nonton bareng film Laskar Pelangi, karya fenomenal yang lahir dari buah tangan Andrea Hirata, anak belitong yang tiba-tiba membahana namanya lantaran popularitas Laskar Pelanginya, Rabu 8 April 2009 di Gedung Prof. Srdjito, UII. Acara ini turut dihadiri oleh beberapa dosen prodi Tarbiyah Drs. Hadjar Dewantoro, M.Ag bersama keluarganya dan Dr. Ahmad Darmadji., M.Pd.
Dalam sambutannya, Ahmad Darmadji mengungkapka apresiasinya  terhadapa acara ini, “saya sangat mendukung atas terselenggaranya acara ini karena filmnya memang layak untuk kita tonton, didalamnya tidak hanya sebatas tontonan, namun juga berisi tuntunan serta hiburan segar bagi kita semua” ujarnya beberapa saat sebelum permutaran film dimulai.
 Nonton bareng ini disambut gemilang oleh segenap civitas akademik UII dan  masyarakat yang tinggal di sekitar UII. Dari 90 peserta yang hadir, 25 peserta diantaranya berasal dari masyarakat luar didomionasi oleh anak-anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Film yang berdurasi 2 jam ini diikuti dengan khidmat hingga penghujung acara, beberapa penonton tampak meneteskan  air mata lantaran menyaksikan beberapa adegan yang mengharukan ketiak menyaksikan Lintang salah satu aktor cilik dalam filem ini, terpaksa harus putus sekolah karena ibu dan bapaknya telah tiada. Padahal dialah yang selalu mengharumkan nama sekolahnya dengan kecerdasannya yang luar biasa.    
“Kami pengurus HMJ Tarbiyah merasa terpanggil untuk menyelengarakan acara ini, selain masih berkaitan dengan pendidikan, film ini juga bisa menjadi cermin bagi kita semua, bahwa masih ada saudara-saudara kita yang harus bersekolah dengan fasilitas apa adanya, Sedangkan kita kuliah selalu dengan fasilitas yang serba ada dan mewah. Semoga dengan pemutaran filem ini dapat memberikan hikmah bagi kita semua”.  kata Hidayatul Mabrur, ketua HMJ Tarbiyah FIAI UII. S
 Sementara Uchi salah satu penonton mengaku senang bisa nonton bareng film karya Andrea Hirata ini, “saya merasa senang bisa nonton bareng karena di bioskop penuh terus” akunya. Berbeda dengan itu, Hanafi mahasiswa FIAI yang juga turut menyaksikan film tersebut mengungkapkan kesedihan dan kekagumannya terhadap film ini,     “film ini mantap, mirip dengan hidup saya” ujarnya. (A. Nurozi)

Masih Banyak Arah Kiblat Masjid Yang Tidak Tepat

Berbah, Sleman (Global FIAI News). Menanggapi permintaan dari beberapa takmir masjid di dusun Jomblang Tegal Tirto Berbah Sleman DIY, kemarin Ahad, 22 Maret 2009 Pusat Konsultasi Dan Bantuan Hukum Islam (PKBHI) FIAI UII bergerak ke masjid Darussalam dan masjid al Amin yang terletak masih dalam satu kampung untuk  melakukan penghitungan dan pengukuran arah kiblat kedua masjid tersebut. Bersama pakar falak nasional sekaligus dosen FIAI, Drs. Sofwan Jannah, M.Ag dibantu oleh rekannya Drs. Muntoha dari Badan Hisab Rukyat Yogyakarta serta beberapa mahasiswa Prodi Hukum Islam yang tengah mempelajari ilmu falak, mereka pertama kali mengukur arah kiblat masjid Darusslam.
“kita akan menghitung dan mengukur arah kiblat masjid ini dengan menggunakan tiga macam metode yaitu bantuan sinar matahari, theodolit dan kompas magnet dilengkapi alat bantu seperti GPS (Global Positioning System), Theodolite, Kompas Suunto, Mistar dan Busur, Calculator, Software Google Earth dan Laptop ” ucap Sofwan dan Muntoha.
Namun ternyata kondisi cuaca mendung dan turun hujan sehingga tanpa menggunakan bantuan matahari. Berdasarkan penghitungan dan pengukuran yang dilakukan di kedua masjid tersebut ditemukan kondisi yang cukup mencengangkan pertama masjid Darussalam, Lintang tempat/lokasi  07º 48' 45.10"  Lintang Selatan, Bujur tempat/lokasi 110º 27' 10.00"  Bujur Timur, Arah Kiblat 24º  41' 40.99"  Barat-Utara dan 65º  18' 19.01"  Utara-Barat, Azimut Kiblat 294º 41' 40.99", Arah Bangunan 272º 32' 40.00", Jarak ke Ka’bah 8.358,43 Km, Penyimpangan dalam 1º145,76 Km  menjauhi Ka’bah. Dengan demikian diketahui bahwa arah kiblat di masjid tersebut hampir tiga meter jauh dari kiblat yang sebenarnya.
Hal yang sedikit berbeda juga ditemui dimasjid al Amin yakni Lintang tempat/lokasi  07º 48' 54.50"  Lintang Selatan, Bujur tempat/lokasi 110º 27' 07.88"  Bujur Timur, Arah Kiblat 24º  41' 43.77"  Barat-Utara dan 65º  18' 16.23"  Utara-Barat, Azimut Kiblat 294º 41' 43.77", Arah Bangunan 261º  48' 10.00 ", Jarak ke Ka’bah 8.358,49 Km, Penyimpangan dalam 1º145,76 Km  menjauhi Ka’bah maka arah kiblat masjid ini setelah melaui perhitungan dan pengkuran diketahui telah melenceng sekitar dua meter dari arah kiblat yang sejatinya.
Melihat hal ini takmir masjid setempatpun kagum dan terkaget akan kenyataan tersebut. ”wah ternyata jauh sekali kekurangannya” gumam Bayu NW, Takmir masjid al Amin.

          Sementara sebagai bentuk legislasi atas hasil penghitungan dan pengukuran tersebut, PKBHI mengeluarkan sertifikat yang menyatakan bahwa kedua masjid tersebut telah diukur kebenaran arah kiblatnya oleh tim falak dari PKBHI FIAI UII disertai Berita Acara Perhitungan dan Pengukuran Arah Kiblat yang ditanda tangai oleh tim disaksikan oleh takmir dan tokoh masyarakat setempat. (A. Nurozi)

Atase Kedutaan Besar Arab Saudi Siapkan Dana Bantuan Pembangunan Perpustakaan UII

Kaliurang, (UII New) “Setahun yang lalu tepatnya pada tanggal 17 Mei 2008, UII melalui Pusat Dakwah dan Pelayanan Masyarakat FIAI telah menerima bantuan buku-buku dari Arab Saudi. Bantuan itu terdiri dari berbagai macam jenis buku disiplin ilmu yang jumlahnya mencapai ribuan judul dan lebih dari sepuluh ribu eksemplar. Bantuan itu diperoleh atas hubungan kerjasama antara FIAI-UII dengan Kedutaan Besar Aran Saudi di Jakarta”. Demikian dikatakan oleh Drs. H. Syarif Zubaidah, M.Ag., Ketua PDPM (Pusat Dakwah dan Pelayananan Masyarakat) FIAI UII di kantornya.
Menurutnya buku-buku tersebut telah difasilitasi oleh rektor UII Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dalam penataannya menggunakan rak buku dengan kualitas standar internasional dan juga telah diakses melalui program SIMPUS UII sehingga dengan model ini akan memudahkan cara pencarian buku yang diperlukan.  “Inilah namanya corner Arabic (ar-Rukn ats-Tsaqafi)” ujar Syarif.
Perkembangan selanjutnya, kata Syarief insya Allah dalam waktu tidak lama ini UII akan memperoleh bantuan sokongan dana untuk pembangunan perpustakaan yang nominalnya mencapai milyaran rupiah.

“informasi tentang hal itu kami dapatkan dari ustadz Ibrahim al Hammad di Arab Saudi 21 Februari lalu dan Syaikh Dr. Ibrahim bin Sulaiman al-Nughaimisy, Mudirul Mulhaq ad-Diny bi safarati-l-Khadimi-l- Haramain (Direktur Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia) pada tanggal 13 Maret 2009 lalu tegas Syarif. (A. Nurozi)  

Seminar PAI, Pembelajaran Khusus Bagi ABK

Kaliurang (Global FIAI News) Hal itu merupakan salah bentuk usaha pembentukan opini negatif terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus (ABK ) seperti di i ungkapkan oleh Dr.Drs. H. Muhammad Idrus, SPsi., M.Pd selaku pembicara saat seminar Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) FIAI, sabtu, 21 Maret 2009 di hall FIAI.  
Seminar yang diselenggarakan oleh Prodi PAI FIAI ini mengangkat tema “Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus” juga menghadirkan Dr. Drs.  Ahmad Darmadji, M.Pd dan Akhmad Soleh, MSI pemerhati pendidikan indonesia sebagai pembicara dan khusus disampaikan dihadapan mahasiswa prodi PAI FIAI UII.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), menurut Idrus juga memiliki hak-hak sebagaimana manusia normal lainnya, hal tersebut tertuang dalam deklarasi hak asasi manusia penyandang cacat yang meliputi hak untuk mendidik dirinya (the right to educated oneself), hak untuk pekerjaan dan profesi (the right to occupation or profession), hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik (the right to maintain health and physical well being), hak untuk hidup mandiri (the right to independent living) dan hak untuk kasih sayang (the right to love).  Hanya saja, tidak semua ABK memiliki kesempatan untuk mendapatkan hak-hak tersebut. “Perlu dikembangkan sebuah relasi sehat antara mereka yang sehat secara fisik dan kejiwaan dengan mereka yang berkelainan. Relasi tersebut hendaklah dibangun dengan dasar kepercayaan dan kesejajaran, bukan berdasar pada rasa belas kasihan karena kondisi tubuh ABK”.
Lebih lanjut Idrus menjelaskan

anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, emosional) dalam proses pertumbuhannya dibandingkan dengan anak-anak lain sesusianya, sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus dalam proses pembelajarannya  dan hendaklah di desain sesuai dengan kekhasan yang dimiliki ABK. Contohnya Anak tunanetra yang mengalami beberapa keterbatasan yang menjadikan mereka mengalami hambatan, yaitu (1) keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru, (2) keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan, (3) keterbatasan dalam mobilitas. Dengan sendirinya keterbatasan tersebut menuntut satu desain pembelajaran yang juga khas. Terkait dengan pengajaran bagi anak tunanetra, maka proses pembelajarannya harus mengacu kepada: (1) kebutuhan akan pengalaman konkrit, (2) kebutuhan akan pengalaman memadukan, (3) kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar.

Inilah model adaptif dalam pembelajaran, yaitu sebuah model pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. Tentu saja metodenya dapat bervariasi, hanya saja yang perlu diingat bahwa kekhasan yang dimiliki ABK terkadang menjadi hambatan pada dirinya, pungkas Idrus. (A. Nurozi)

RAKORJA FIAI, Upaya Meningkatkan Mutu dan Atmosfer Akademik

Kaliurang (Global FIAI News) Sebagai langkah evaluasi dan proyeksi satu tahun ke depan, FIAI mengadakan Rapat Koordinasi Kerja (RAKORJA) di Gedung Prof. Dr. M. Sardjito, MD., MPH Kampus Terpadu UII, kamis 2 April lalu dengan tema “Revitalisasi Peran FIAI dalam Meningkatkan Mutu dan Atmosfer Akademik”. “Tema ini sengaja di pakai melihat realita yang ada di FIAI yang saat ini tengah terus berusaha meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusianya dan suasana akademik yang kondusif” ucap Drs. Sofwan Jannah, M.Ag ketua panitia RAKORJA FIAI dalam rapat panitia.
          RAKORJA yang berlangsung sukup lama ini menghadirkan Ketua Badan Wakaf UII yang diwakili oleh pengurus badan wakaf Prof. Dr. Jawahir Tantowi Ph.D dan Rektor UII Prof. Dr. Edy suandi Hamid, M.Ec. Dalam sambutannya Edy menegaskan kembali tentang keberadaan Universitas Islam Indonesia untuk menjadi bagian dari World Class University atau universitas yang mendunia dan sejajar dengan universitas-universitas ternama kelas dunia. Maka berbagai upaya terus dilakukan termasuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Sementara Drs. M. Fajar Hidayanto, MM, dekan FIAI mengatakan evaluasi penting dilakukan sebagai sarana meningkatkan mutu dan atmosfer akademik di FIAI begitu juga sharing atau tukar pikiran pengalaman mengenai kualitas FIAI yang sebelumnya telah berjalan. Tidak hanya itu, Fajar juga membahas tentang peningkatan intelektual dosen, kemahasiswaan, silaturahmi alumni, optimalisasi marketing, penelitian, regenerasi pegawai dan rekrutmen dosen muda serta pelatihan kepegawaian untuk meningkatkan pelayanan yang baik kepada konsumen yaitu mahasiswa.
          Dalam RAKORJA  terbagi menjadi tiga komisi yakni komisi A yang membahas tentang akademik. Beberapa point penting dihasilkan oleh komisi ini antara lain rekruitmen dosen berdasarkan rasio kebutuhan, workshop kurikulum berbasis hasil riset, pembaharuan media pembelajaran (SAP, Silabi, Diktat, Handout, Modul), pengawasan proses perkuliahan, seminar berbasis kepentingan keilmuan bukan berdasar pada kepentingan institusi kotemporal, pembentukan rumpun keilmuan dalam rangka membentuk kompetensi dosen, publikasi ilmiah (buku), optimalisasi publikasi dalam bentuk website, diskusi ilmiah rutin, penelitian unggulan FIAI dan media sebagai pembentuk brand image. Komisi B yang membahas hal-hal non akademik lebih berkonsentrasi pada program-program kerja yang mengarah ke peningkatan sarana dan prasarana fakultas dan sumber daya manusianya seperti tenaga-tenaga edukatif dan administratif. Sementara untuk mengakomodir alumni FIAI dan mahasiswa FIAI, komisi C membahas keberadaan mahasiswa saat ini yang dinilai sarat dengan budaya pragmatis dan hedonis sehingga perlu ada strategi untuk mengembalikan mereka pada fungsinya sebagai intelektual muda seperti stimulan-stimulan yang bisa menarik mereka untuk aktif berorganisasi dan forum-forum ilmiah untuk merangsang keilmuan yang dimilikinya. Di sisi lain komisi ini juga mengutarakan bahasannya tentang kerjasama dengan berbagai pihak termasuk alumni agar FIAI memiliki jaringan yang kuat dan baik.

          Dari rangkaian agenda dan pembahasan demi pembahasan dapat dilaksanakan sehingga diplenokan dan ditetapkan oleh dekan FIAI Drs. M. Fajar Hidayanto, MM sebagai acuan perjalanan FIAI satu tahun ke depan dalam meningkatkan mutu dan atmosfer akademik. (A. Nurozi)_   

Prodi Ekonomi Islam FIAI Raih Akreditasi B

Kaliurang (Global FIAI News) Untuk pertama kalinya Program Studi Ekonomi Islam FIAI memperoleh predikat akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sejak dibuka tahun 2003 silam. Hal ini berdasarkan surat keputusan BAN-PT Nomor:001/BAN-PT/Ak-XII/S1/2009 tentang status, peringkat dan hasil akreditasi program sarjana di perguruan tinggi yang ditandangani oleh Kamanto Sunarto ketua BAN-PT. Dalam surat keputusan tersebut juga ditetapkan bahwa akreditasi B ini hanya berlaku lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan 2014.
Menurut Nurkholis, S.Ag., M.Sh. Ec, Kaprodi Ekonomi Islam FIAI akreditasi B yang diperoleh prodi Ekonomi Islam FIAI adalah sangat bagus dan hampir memperoleh predikat A karena berhasil mengantongi point 347 dari skor atau point maksimum yaitu 400. Padahal pada periode yang sama terdapat 88 perguruan tinggi yang sedang mengajukan status akreditasi.
Perlu diketahui, prodi Ekonomi Islam FIAI termasuk dalam 10 besar tepatnya berada di peringkat 9 dari 88 perguruan tinggi tersebut dan tentunya ini akan memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa pengelolaan program studi di UII pada umumnya sudah on the track dan terbukti walau prodi Ekonomi Islam baru kali pertama   mengajukan akreditasi, langsung mendapat nilai B dengan point sangat gemuk atau mendekati A, tambah Nurkholis.
Sementara sekretaris Prodi Ekonomi Islam, Uzaifah, SEI mengungkapkan ini merupakan pencapaian yang membahagiakan, mengingat proses pengajuan yang panjang sejak April 2007 dan semua berkas baru terkirim Juni 2008 tahun lalu namun tidak menjadi masalah mengingat hasil yang memuaskan, karena sebagai Program Studi yang baru berdiri pada tahun 2003, Ekonomi Islam sudah berhasil menunjukan kualitasnya sebagai upaya membantu pemerintah dalam meningkatkan kecerdasan rakyat.
          Seiring perkembangan Prodi Ekonomi Islam FIAI tidak berarti lepas dari masalah yang cukup krusial seperti kurangnya jumlah tenaga dosen tetap, minimnya penelitian dan animo mahasiswa yang masih belum menunjukkan angka ideal walaupun secara kuantitas terus bertambah selama tiga tahun terakhir seperti ditegaskan Nurkholis dalam menghadapi pasca prodi Ekonomi Islam terakreditasi. Namun ia menandaskan perlunya bersyukur atas keberhasilan usaha dan doa kita bersama seluruh warga UII umumnya dan Prodi Ekonomi Islam FIAI pada khususnya, karena pada prinsipnya, manusia adalah harus berusaha, berikhtiar dan berdoa semaksimal mungkin, setelah itu bertawakkal untuk hasil yang akan diperolehnya. 

Hal senada juga diungkapkan Yudho Prabowo, SEI, alumni Ekonomi Islam yang saat ini tengah menjadi staff prodi Ekonomi Islam FIAI. Menurutnya standar akreditasi dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan Prodi Ekonomi Islam, namun masih perlu langkah-langkah strategis ke depan untuk bisa mewujudkan predikat A, Prodi Ekonomi Islam perlu memperbaiki atau mengevaluasi yang belum terasa optimal agar kualitas atau mutu dapat terwujud dengan baik, memberikan polesan untuk meningkatkan kredibilitas Prodi Ekonomi Islam FIAI-UII serta diharapkan mewujudkan output result and impact lulusan atau sarjana yang berguna memiliki kompetensi sesuai dengan gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) yang mampu menonjol dalam analisis ekonomi dan analisis syariah fiqh terhadap ekonomi. (A. Nurozi)_

Maulana Juara II (LKTEI) TEMILNAS VIII 2009

Kaliurang (Global FIAI News) M. Maulana Hamzah, mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII ini memang sosok yang belum banyak dikenal di UII, namun dengan kerja kerasnya ia mampu menembus tujuh finalis Lomba Karya Tulis Ekonomi Islam (LKTEI) Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) VIII 2009 di Bali. Maulana lolos ke babak final setelah berhasil menyisihkan 120 peserta calon LKTEI pada babak penyisihan yang diselenggarakan pada bulan Januari – Februari 2009 di Sekretariat Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) ICON, Denpasar – Bali. Penyaringan pada babak penyisihan LKTEI ini membahas berbagai problematika ekonomi Indonesia dengan tema ”Pendidikan Ekonomi Islam untuk Masa Depan Indonesia”. Presentasi 7 finalis Karya Tulis Ilmiah terbaik dilaksanakan Jumat, 6 Maret 2009, waktu 13.00 s.d. 18.30 WITA bertempat di gedung Pasca Sarjana Universitas Udayana Bali. Karya tulis yang berjudul “Internalisasi Pendidikan Ekonomi Islam secara Sistematis melalui Suplementasi Materi Pendidikan berdasarkan Prinsip KTSP di Indonesia” rupanya hanya mampu membawa Maulana menduduki posisi juara II setelah mealaui persaingan yang cukup ketat antar finalis. “kurang matangnya persiapan dan minimnya data pendukung yang saya miliki mungkin penyebab saya hanya bisa meraih juara II. Ujar Maulana saat diwawancarai sepulang dari kejuaraan tersebut. Dibandingkan dengan juara umum UGM, kata Maulana, mereka lebih siap karena tiga bulan lebih telah mempersiapkannya dan juga bimbingan dari dosen yang maksimal bahkan sampai mendampinginya pada saat final di Bali sehingga ketika dipresentasikan segala sesuatu kemungkinan pertanyaan dan jawaban dari tim penguji sudah bisa diprediksi bahkan hampir setiap pertanyaan mampu dijawab dengan tepat, Sementara itu Maulana menegaskan bahwa kesuksesan dapat dibangun dari potensi yang dimiliki pada pribadi seseorang dan selalu positive thinking dalam belajar dan mengerjakan apa yang sedang dikerjakan. Menulis itu susah namun kalau ada inspirasi, kemauan, latihan dan kerja keras pasti bisa tercapai. Selamat atas prestasinya. (A. Nurozi)

Cerdas, Kreatif Dan Kasih Sayang Kunci Sukses dalam Mendidik

“Untuk menjadi guru atau pendidik yang baik, seorang guru atau pendidik harus lebih cerdas dan kreatif dengan memiliki berbagai metode mengajar yang menarik disertai dengan kasih sayang terhadap murid” Demikian disampaikan oleh ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si di sela-sela seminar nasional yang digelar oleh Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (PAI-FIAI) UII pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 2009 lalu di gedung Prof. Dr. M. Sardjito, MD, MPH. Kampus Terpadu UII. Seba gai seorang pendidik, menurut Kak Seto harus memahami anak didiknya dan dunianya yaitu dunia bermain. Selain itu menurut Kak Seto, guru juga harus lebih cerdas dan kreatif serta profesional dalam mengahadapi perilaku anak didik. Guru juga harus memahami psikologi anak karena anak bukan orang dewasa yang mini bentuk fisiknya. Walaupun mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak sama dengan orang dewasa sehingga untuk menghadapinya perlu kesabaran, pengertian serta toleransi yang tinggi. Bila hal ini dimiliki oleh setiap guru dan dilakukan niscaya kekerasan dalam dunia pendidikan tidak akan terjadi. Kak Seto menambahkan di Indonesia masih banyak guru yang kurang bisa memahami psikologi anak. Kebanyakan guru hanya menginginkan muridnya menjadi cerdas. Akibatnya cara-cara yang diberikan tidak sesuai dan sering berlawanan dengan keinginan anak didik. Maka tak jarang banyak terjadi tindak kekerasan terhadap anak-anak dalam pendidikan. Perlunya memahami psikologi anak supaya karena anak memiliki dunia sendiri yang khas dan dan harus di lihat dengan kacamata anak-anak. Dunia anak-anak, ujarnya juga penuh dengan bermain yaitu dunia spontanitas dan menyenangkan. Ia yakin seorang anak akan rajin belajar, mendengarkan keterangan guru atau melakukan pekerjaan rumah apabila suasana belajar juga menyenangkan dan menumbuhkan tantangan. “terdapat masa-masa perkembangan yang harus dilalui dan anak menampilkan berbagai perilaku sesuai ciri masing-masing perkembangan anak” ungkap Pecinta anak ini. Didepan peserta seminar yang terdiri para guru, orang tua dan mahasiswa itu, Kak Seto tampil memukau dengan memberikan materi-materi disertai dongeng dan nyanyian anak-anak sehigga pesertapun antusias mengikuti bahkan setiap gerakan-gerakanpun ditiru. (A. Nurozi)

HMJ PAI FIAI Gelar MUBES II

Kaliurang (Global FIAI News). Untuk melanjutkan regenasi jalannya program-program mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam FIAI, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam mengadakan Musyawarah Besar (MUBES) ke II yang berjalan Selama hamper satu minggu di ruang sidang FIAI. “Sesuai dengan semangat berorganisasi dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tanga (PD-PRT), regenerasi adalah sesuatu hal yang wajib dilakukan dalam sebuah organisasi” demikian ucap M. Annas ketua HMJ Pendidikan Agama Islam FIAI UII periode 2007-2008 dalam pembukaan Musyawarah Besar II (MUBES II) HMJ PAI FIAI. Sementara itu, Wakil Dekan FIAI Drs. AF. Djunaidi, M.Ag dalam sambutannya mengatakan pergerakan mahasiswa harus ada karena dari pergerakan itulah kehidupan akademis di lingkungan kampus menjadi hidup dan lebih bermakna. MUBES diikuti oleh segenap mahasiswa prodi PAI berlangsung selama beberapa hari dan berakhir tanggal 6 Maret 2009. sebelum pemilihan ketua didahului oleh beberapa rangkaian acara yaitu sidang pembahasan tata tertib dan Sidang Pleno yang membahas tentang PD-PRT. Dalam laporan pertanggungjawabannya diikuti oleh divisi lainya, Anas memaparkan adanya peningkatan pergerakan HMJ PAI yang cukup signifikan sepanjang 2007-2008, yakni gebrakan acara Pidato 3 bahasa dan kontes nasyid tingkat SMA se-derajat se-DIY yang kemudian muncul rangkaian acara yang mewarnai HMJ PAI pada periode 2007-2008. Pada MUBES ini Hidayatul Mabrur, mahasiswa Prodi PAI ini terpilih menjadi ketua umum untuk memimpin HMJ Prodi PAI selama satu tahun kedepan. Mengakhiri acara MUBES ini Dekan FIAI Drs. H. M. Fajar Hidayanto, MM dalam penutupannya mengatakan ”Organisasi HMJ PAI ini jangan hanya berkutat di lingkungan kampus saja, harus ada keberanian bergerak dan itu dibutuhkan semangat yang besar oleh setiap mahasiswa jurusan”. (A. Nurozi)

Up Grading Sarana Meningkatkan Kualitas dan Solidaritas AEC

Ketep – Magelang (Global FIAI News) Untuk meningkatkan solidaritas dan kualitas Arabic and English Community (AEC) FIAI menggelar up grading bagi fungsionaris dan anggotanya ke Ketep – Magelang, Sabtu, 21 Februari 2009. Namun sebelumnya, menurut Abu Shofi Shidiq ketua AEC pada hari sabtu, tanggal 21 Februari kemarin Arab and English Community (AEC UIic I) telah mengadakan acara up-grading dan mentor para pengurusnya yang berlangsung di FIAI. Acara yang berlangsung selama dua hari diawali dengan pembekalan materi tentang motivasi dan keorganisasian dan dihadiri oleh kurang lebih 25 pengurus beserta tamu tamu undangan, yaitu pimpinan UKM bahasa arab Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Ridhwansyah Pasolo dari Fakultas Ekonimi UII. Sementara itu pembekalan materi ke-AEC-an disampaikan oleh Abu Shofi Shidiq berlangsung semarak karena filosofi yang terkandung dalam materi ini disampaikan melalui permainan sederhana yang menuntut konsentrasi penuh dari peserta up-grading. Materi ditutup dengan penyatuan visi dan misi seluruh pegurus dan sharing suka duka selama masa kepengurusan berlangsung. Untuk lebih memberikan semangat panitia juga telah menyiapkan rentetan acara berikutnya yakni senam pagi dan out bond di desa Wonolelo Ketep yang merupakan daerah wisata air. Tiga jenis permainan disiapkan untuk mencairkan kebekuan dan memupuk rasa kebersamaan, keakraban, tanggung jawab, dan kreatifitas peserta. Intan salah satu dari peserta merasa terhipnotis oleh keindahan panorama alam Ketep. “saya dan teman-teman merasa puas dan benar-benar indah nuansa alam di sini” ujarnya.

Dual Degree FIAI-FH Masih Menyisakan Masalah

Kaliurang (Global FIAI News). Menaggapi berbagai masalah yang terjadi dalam program dual degree antara Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) – Fakultas Hukum (FH) UII sejak berdirinya tahun 2003 silam, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Prodi Hukum Islam FIAI menggelar diskusi panel yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi Hukum Islam dengan menghadirkan Dekan FH Abdul Kholiq, SH., M.Hum yang berhalangan datang dan disposisikan oleh Bambang Sutiyoso, SH., M.Hum sekretaris Prodi S-1 FH UII dan Kepala Prodi Hukum Islam FIAI Drs. Syarif Zubaidah, M.Ag serta alumni program dual degree Ari Wibowo, SH., SHI sebagai narasumber, 1 Maret 2009 di Hall FIAI. Diskusi yang dipandu oleh Robitul Firdaus mencuatkan berbagai masalah yang terjadi selama penyelenggaraan program dual degree seperti dikatakan oleh Bambang Sutiyoso SH., M.Hum “sampai saat ini program program dual degree masih terdapat banyak permasalahan di lapangan sehingga perlu dilakukan pembenahan dalam pengelolaannya”. “selama ini pengelolaannya dibawah rektorat melalui BAAK (Direktorat Akademik), akan tetapi tidak ada pegawai khusus yang menangani program dual degree baik dari jajaran FH maupun FIAI. Sistem administrasinya, saat key in RAS, presensi, bimbingan tugas akhir, pendadaran dan lain sebagainya juga masih bermasalah sampai saat ini. Apalagi sistem keuangan yang masih berpatokan pada prodi asal yang seharusnya ada standarisasi nominal pembayaran dan waktu pembayarannya, IT dan networkingnyapun belum siap sehingga perlu dirancang sebagaimana program reguler. Ungkap Bambang. Mengenai kurikulum dual degree, kata Bambang harus segera dievaluasi karena FH UII sudah menggunakan kurikulum 2008 serta prlu ditingkatkannya koordinasi atau komunikasi antar pengelola yang dirasakan agak lemah meskipun beberapa kali sudah dilakukan pertemuan antara pihak FH dan FIAI. Sementara Syarif Zubaidah menegaskan bahwa program dual degree ini merupakan salah satu upaya penguatan ilmu hukum dan ilmu syari’ah bagi mahasiswa yang mengambil program ini selain sebagai cara untuk meraih dua gelar sarjana sekaligus dalam waktu yang singkat dan menghasilkan lulusan yang menguasai disiplin ilmu ssyariah dan hukum. Menurut Ari wibowo butuh perjuangan ekstra dan kesabaran tinggi untuk menempuh program dual degree karena belum sempurnanya sistem penyelenggaraannya sehingga terkadang mahasiswa senantiasa mengurus sendiri walaupun pada akhirnya ada jalan keluar dan berbuah manis yaitu gelar sarjana ganda Sarjana Hukum (SH) dan Sarjana Hukum Islam (SHI). Ketika ditanya tentang gelar SH atau SHI mana yang harus didahulukan dan membanggakan baginya, ia mengatakan kondisional dan sesuai dengan kebutuhan serta faktor mana yang lebih menguntungkan untuk dirinya, FIAI dan FH serta UII. “untuk mendahulukan penempatan gelar, saya menyesuaikan dengan kebutuhan seperti dalam hal pekerjaan toh saya memiliki dua ijazah S-1 yaitu SH dan SHI”, ungkapnya. (A. Nurozi)

Stadium General Mahasiswa Baru FIAI

Kaliurang (Global FIAI News) Dalam rangka memperat tali silaturahim antara pihak FIAI dengan mahasiswa baru FIAI 2009/2010, rencananya pada jumat 4 Oktober 2009 akan diadakan temu mahasiswa baru FIAI dengan pihak fakultas. Menurut Drs M Fajar Hidayanto MM dalam jumpa pers menyatakan acara tersebut di format sebagai stadium general untuk lebih mengenalkan FIAI terhadap mahasiswa baru terutama bagi yang belum mengikuti pekan ta’aruf tahun ini. ”ini penting dilakukan agar mahasiswa dan FIAI bisa menjalin hubungan yang baik sehingga mahasiswa akan lebih memahami tentang FIAI dan UII” tambahnya. Lebih lanjut Fajar mengatakan acara tersebut dibarengi dengan buka bersama dan ramah tamah mahasiswa dengan tiga program studi FIAI, Hukum Islam, Pendidikan Agam Islam dan Ekonomi Islam. Dari hasil pembahasan rencananya kegiatan tersebut akan dimulai pada pukul 15.30 WIB sampai dengan waktu berbuka puasa dan dilanjutkan dengan sholat tarawih berjamaah di hall FIAI dan digelar dengan lesehan mengingat jumlah mahasiswa pada tahun ini mengalami peningkatan cukup banyak dari tahun kemarin. Untuk memperlancar kegiatan jalannya acara, Fajar tidak sungkan menggandeng lembaga kemhasiswaan FIAI supaya berpartisipasi aktif membantu mahasiswa baru dalam mengarahkan mereka terhadap gamabaran FIAI beserta berbagai hal didalamnya. ”LEM dan DPM FIAI serta lambaga mahasiswa di FIAI lainnya tolong diajak juga untuk memeriahkan kegiatan nanti” pinta Fajar terhadap Ulfa Fauziyah ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa FIAI saat diundang dialog berkenaan dengan acara tersebut bersama dosen dan staf lainnya di ruang tamu FIAI. (a.nurozi)

Sularno Ajak Puasa Pekat Dan Malima

Kaliurang (Global FIAI News). Setelah berjalan dengan baik kuliah tujuh menit (kultum) yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakawah Kampus al Farabi Fakultas Ilmu Agama Islam setiap hari kamis selepas sholat dhuhur kini dilanjutkan rutinitas tersebut dengan kultum setiap hari setelah sholat dhuhur di mushola FIAI selama bulan ramadhan dunulai sejak 31 Agustus sampai selesai seperti diungkapkan Antor pengurus LDK al Farabi FIAI saat membuka kultum. Menurutnya sejak kemarin senin seharusnya kultum harus sudah berjalan dan yang mengisi adalah mahasiswa, namun berhubung jadwal belum disosialisasikan kepada dosen-dosen dan mahasiswa, baru bisa dilaksanakan hari selasa (1/8) ini dan kebetulan sesuai dengan jadwal pembicaranya adalah Drs Sularno MAg. Mendengar hal itu, Sularno dosen FIAI segera maju dan mengisinya. Dalam uraiannya, Sularno mengatakan perlunya menjaga diri dan hawa nafsu negatif dan meneruskan hal-hal positif lainnya. Mengutip dari hadis Rosulullah saw tentang dakwah, beliau mengajak kepada jamaah untuk senantiasa berdakwah walau hanya 1 ayat yang dimengerti dan menyerukan untuk melakukan perbuatan terpuji kepada sesama manusia meskipun diri sendiri masih berada dalam sikap keji dan munkar. Selaras dengan itu, Sularno juga mengingatkan pentingnya menjaga diri dari penyakit masyarakat (pekat) yang kini menurutnya tengah diberantas di wilayah Sleman termasuk malima (baca:molimo) atau 5M, main (berjudi), madat (narkoba), madon (berzina), maling (mencuri), dan mabuk (minuman keras). ”jadikan bulan puasa yang penuh berkah, ampunan dan dijauhkannya dari siksa api neraka sebagai jalan untuk bisa menjadi hamba Allah swt yang lebih baik dan hendaklah kewajiban itu dilaksanakan tidak sekedar menjalankan saja melainkan buatlah ia menjadi kebutuhan hidup kita sehari-hari, untuk itu puasa selamanya dari pekat dan malima juga perlu dikerjakan ” pungkasnya. (a. nurozi)

HMJ PAI Ramdhan Bersama SDN 4 Ngemplak

Ngemplak (Global FIAI News). Memasuki hari ke 9 dibulan ramadhan ini Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) FIAI bertandang ke sekolah dasar negeri 4 ngemplak sabtu (29/09) untuk melaksanakan pengabdian dan kerjasama dalam berbagai kegiatan belajar bersama dan bermain serta menonton film laskar pelangi. Dr. Drs. Darmadji, MPd selaku ketua jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam FIAI dalam sambutannya membuka acara mengatakan kerjasama ini hendaknya tidak hanya kali ini saja melainkan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Hal senada juga diungkapkan oleh kepala sekolah SDN 4 Ngemplak, Drs Yatino SAg seraya berterimakasih kepada FIAI UII khususnya HMJ PAI mau datang dan membagi ilmunya kepada adik-adik disekolah kami. Kegiatan yang diikuti oleh kurang labih 80 siswa didik SDN 4 kelasa 1 sampai 6 berlangsung meriah didalam kelas yang berubah fungsi seperti arena permainan yang penuh. “Dengan membentuk beberapa kelompok yang dipandu oleh kakak-kakak HMJ PAI akan memudahkan kami untuk mengontrol dan memberikan perhatian lebih kepada setiap siswa sehingga kami bisa mengenal lebih dekat dengan anak-anak”, ucap Lukman ketua panitia Indahnya Ramadhan di SDN 4, Jetis, Widodomartani, Ngemplak Sleman. Kepada reporter Global FIAI News lebih lanjut ia menjelaskan kegiatan tersebut terbagi menjadi beberapa sesi yakni dai pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB untuk siswa kelas I sampai III diisi dengan kegiatan belajar dan bermain dan setelah dzuhur sampai ashar untuk kelas III dan IV diisi dengan memberi motivasi kepada mereka melalui tontonan sekaligus tuntunan yakni film Laskar Pelangi yang diadopsi dari Novel karya Andrea Hirata Andrea Hirata Seman Said Harun seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitong, propinsi Bangka Belitung. Sementara untuk siswa kelas VI dimulai pukul 15.30 sampai menjelang buka puasa juga dengan materi-materi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Tidak hanya itu, kata Lukman kami juga memberikan door prize bagi setiap kelompok yang berprestasi untuk memicu semangat anak-anak dalam mengikuti kegiatan ini dan yang paling penting adalah meningkatkan minat belajar mereka. Begitu juga dengan panitia kami juga merekrut mahasiswa baru program studi pendidikan agama islam FIAI untuk berpastisi aktif dalam kegiatan ini sebagai langkah regenerasi, imbuhnya. (a. nurozi)

Banyak Arah Kiblat Masjid Di Indonesia Tidak Tepat

Karangnongko (Global FIAI News) Menindaklanjuti permohonan dari warga Karangnongko RT 10 RW 14 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta untuk mengukur ketepatan arah kiblat Mushola Nur Salim, Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (PKBHI) FIAI segera berangkat bersama tim pengukur arah kiblat diketuai oleh Drs H Sofwan Jannah MAg, dosen program studi Hukum Islam FIAI sekaligus pakar falak nasional yang tergabung dalam Badan Hisab Rukyat Indonesia (BHRI) ke lokasi didamping staff PKBHI M Khoiurrofiq pada kamis (27/8) pukul 13.00 WIB. Untuk mengetahui arah kiblat masjid atau mushola, kata Sofwan pertama kali harus di lihat dan diukur arah bangunan menggunakan kompas baik manual maupun digital dengan seutas tali panjang dibentangkan dari titik perkiraan barat bangunan ke arah kompas tersebut. Dari hasil pengukuran dan penghitungan awal didapatkan hasil yang cukup mengherankan yakni lintang tempat atau lokasi 7’ 45’ 46,67” lintang selatan, bujur tempat atau lokasi 110’ 25’ 33,40” bujur timur, arah kiblat 24’ 41’ 21,64” barat-utara dan 65’ 18’ 38,36”utara-barat, azimut kiblat 294’ 41’ 21,64”, azimut kiblat 294’ 41’ 21,64”, arah bangunan 283’ 27’ 25”, selisih arah 11’ 13’ 56.64”. Sementara jarak ke Ka’bah 8253,46 KM dan penyimpangan dalam 1º adalah 145,81 KM menjauhi Ka’bah. Dengan demikian menurut Sofwan arah masjid sesuai bangunan teleh menjauhi Ka’bah sepanjang 167,80 KM dan itu artinya kiblat mushola Nursalim lebih mengarah ke wilayah Afrika. Mendengar hal itu, M. Mufid tokoh masyarakat atau umaro setempat terkejut seraya membeberkan awal mula pengukuran kiblat mushola tersebut. ”dulu sebelum dibangun mushola ini telah diukur arah kibla dengan menggunakan kompas yang umum dipakai masyarakat dan tidak seperti kompas dan alat-alat yang dimiliki oleh PKBHI FIAI ini” Mendengar hal itu, Sofwan Jannah pun menjelaskan kompas-kompas yang dipakai oleh masysrakat biasa atau tukang bangunan biasanya menggunakan kompas sederhana yang rawan dengan pengaruh unsur-unsur magnet sekitar masjid sehingga otomatis akan mempengaruhi hasil pengukuran. Disaksikan oleh takmir mushola tersebut, Ahmad Syafiq dan tokoh masyarakat setempat berkas acara pengukuran arah kiblat pun segera ditanda tangani untuk mengesahkan sekaligus menegaskan bahwa mushola Nur Salim Karangnongko itu telah diluruskan arah kiblatnya dengan dibubuhi stiker hasil pengukuran oleh Sofwan Jannah untuk kemudian disertifikatkan. (a. Nurozi)

PDPM FIAI Terima Bantuan Qurma

Kaliurang (Global FIAI News) Seperti bulan ramadhan tahun-tahun sebelumnya, Fakultas Ilmu Agama Islam UII melalui Pusat Dakwah dan Pengabdian Masyarakat (PDPM) pada Ramadhan tahun ini telah menerima bantuan qurma dari Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia di Indonesia bekerjasama dengan Departemen Agama Republik Indonesia kurang lebih 18 ton yang diangkut oleh tiga truk jum’at (28/8) kemarin pukul 15.30.”Qurma yang kami dapat pada tahun ini tentunya telah melalui proses yang cukup panjang dan alot, karena kami harus tembus langsung dengan kedutaan Arab Saudi di jakarta, namun setelah melalui berbagai perjuangan akhirnya kami, FIAI bisa mendapatkannya meskipun harus mengeluarkan uang transport yang tidak sedikit jumlahnya untuk mengangkutnya dari Jakarta” ungkap Drs Syarif Zubaidah, selaku kepala PDPM disela-sela pembahasan pendistribusiannya. Lebih lanjut Syarif menjelaskan, rencananya qurma tersebut akan didistribusikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan selama bulan ramadhan seperti masjid-masjid atau lembaga-lembaga dakwah lainnya di berbagai wilayah. Begitu juga dekan FIAI Drs Fajar Hidayanto MM mengatakan qurma-qurma itu akan didistribusikan dalam tiga kategori yaitu internal UII, jama’ah-jama’ah masjid dan mushola atau lembaga dakwah dan mitra-mitra kerjasama FIAI yang selam ini telah membantu FIAI dalam berbagai hal baik lembaga pendidikan ataupun yang lainnya. Sementara untuk bisa mendapatkan qurma dari PDPM itu, kata Syarif harus melalui pengajuan surat resmi yang berkop masjid atau lembaga tersebut dengan dibubuhi cap stempel dan nomor telepon kantor bukan nomor ponsel perorangan agar tidak terjadi kecurangan atau penipuan. “saya tidak percaya sepenuhnya dengan surat-surat yang masuk ke PDPM yang mengatasnamakan lembaga, yayasan, jama’ah masjid atau lainnya ketika mengajukan permohonan apapun entah itu buku, mushaf al qur’an maupun qurma seperti di bulan puasa, untuk itu kami akan berusaha untuk mengecek kebenaran dan keberadaannya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan” tegas Syarif. Guna menampung jumlah qurma yang bayak tersebut, kepala bagian perbekalan FIAI, Sutaryo, SE setidaknya harus menyiapkan beberapa ruangan atau gudang khusus. “qurma-qurma yang menumpuk itu perlu ditampung di ruangan yang lebih luas. Ini tidak sama dengan tahun kemarin yang hanya membutuhkan satu ruangan atau gudang karena jumlahnya berbeda, tahun kemarin lebih sedikit daripada tahun ini”, katanya. Dari pantauan reporter Global FIAI News, qurma-qurma tersebut mulai didistribusikan sejak hari senin (31/09) kemarin karena sesuai dengan amanat dari keduataan bahwa qurma-qurma tersebut harus habis dalam satu bulan ramadhan ini. (a. nurozi)

Tantangan Hukum Islam Dalam Arus Global

Kaliurang (Global FIAI News) Tantangan umat Islam dewasa ini begitu berat dengan berbagai masalah terutama yang menyangkut hukum dan memerlukan status hukum dalam menyeleasaikan masalah-masalah itu berdasarkan konsep hukum Islam. Wacana ini mengemuka dalam stadium general pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Syari’ah (Hukum Islam-red.). Dalam pusaran perubahan yang demikian, otoritas para ilmuwan hukum Islam menjadi terpojokkan hanya pada masalah-masalah ritual, ibadah, dan spiritualitas, kata Nurozi, sedangkan otoritas di bidang hukum lainnya pelan-pelan terkikis. Lebih lanjut Rozi mengatakan, dalam konteks Indonesia, tantangan itu merumus pada berbagai upaya untuk mensinergikan keislaman dan keindonesiaan untuk membentuk hukum nasional yang lebih kokoh dan realistis. Salah satu caranya adalah melakukan rekonstruksi internal atas hukum Islam itu sendiri, walaupun nampaknya permasalahan dan solusinya hukum Islam saat ini harus bersifat general (globa) seiring dengan kemajuan zaman yang menuntut adanya reformulasi hukum Islam yang mencakup semua lini kehidupan sehingga dapat diterima di tengah kondisi pluralitas bangsa dan dunia global. Dalam konteks global dan modern seperti sekarang ini, Rozi mengingatkan perlunya reformulasi hukum Islam sudah saat segera harus dilakukan mengingat tekanan hukum yang berasal dari barat begitu kuat. Bahkan bagi Indonesia bisa dikatakan sampai saat ini belum memiliki hukum sendiri karena hukum yang ada sampai sekarang merupakan warisan zaman kolonial belanda. (a. nurozi)

STUDI BANDING PERPUSTAKAAN FAKULTAS USULUDIN IAIN WALISONGO SEMARANG

Kaliurang (Global FIAI News) Disela-sela kesibukannya perpustkaan FIAI mendapat kunjungan dari pustakawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang beserta rombongan, rabu, 22 Oktober 2008 . Kedatangan mereka disambut hangat oleh dekan FIAI, Drs. H. M. Fajar Hidayanto, MM., beserta pustakawanan FIAI. Darudi, kepala perpustakaan FIAI mengungkapkan rasa terimakasihnya atas kedatangannya di FIAI. “kami memiliki peraturan yang dituangkan dalam beberapa point untuk mahasiswa atau pengunjung perpustakaan agar semua dapat berjalan dengan baik dan tertib”, kata Darudi sambil menunjukkan beberapa lembar kertas yang berisi petunjuk dan peraturan perpustakaan FIAI. Selesai ramah-tamah, rombongan langsung diajak untuk masuk ke perpustakaan dan melihat koleksi buku-buku dan mempelajari sistem kinerja perpustakaan FIAI. “perpustakaan FIAI luar biasa dan sangat nyaman, terutama sistem simpus yang terintegrasi dengan perpustakaan pusat UII dan seluruh fakultas yang ada di lingkungan UII” kagum Suaibah, dosen yang juga menjabat kepala perpustakaan fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Menurutnya, kondisi ini sangat berbeda dengan perpustakaan kami terutama mekanisme klasifikasi buku yang sudah mengikuti standar nasional dengan sistem kode dan angka dan ini sangat detail sekali, tidak seperti kami yang masih menggunakan warna-warna tertentu sebagai label klasifikasi terhadap semua jenis buku meskipun tujuan semula hanya untuk memudahkan pencarian dan pengembalian. Lebih lanjut, Suaibah mengatakan bahwa pelayanan di perpustakaan FIAI ini begitu ramah terutama tetap buka pada jam istirahat yang memberikan kesempatan kepada dosen dan mahasiswa serta karyawan untuk mencari koleksi buku atau sekedar membaca Koran. Selain itu Suaibah juga mengungkapkan keinginannya untuk bisa seperti Pusat Dakwah dan Pengabdian Masyarakat (PDPM) FIAI dalam menjalin kerjasama dengan negara-negara timur tengah untuk bisa mendapatkan buku-buku berbahasa Arab. “buku-buku yang berbasa Arab di perpustakaan kami sudah pada lecek (rusak-red.) karena sering di pakai dan dibaca dan kami ingin memperoleh buku-buku baru berbahasa Arab” katanya. Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang saat ini memiliki Library Fans Club (LFC) yang lahir dari inisiatif dan keprihatinan mahasiswa terhadap keadaan perpustakaan mereka. “kami merasa terpanggil untuk ikut bertanggung jawab dan membantu pustakawan yang tenaganya dari dosen yang terkadang saat mereka mengajar perpustakaan sering tutup” ujar Miftah, anggota LFC yang ikut studi banding. Tujuan kami ke FIAI ini adalah untuk melihat dan belajar dari perpustakaan FIAI agar kami bisa memperbaiki mutu dan kualitas perpustakaan kami, tambahnya. (a. nurozi)

SISTEM EKONOMI ISLAM SANGAT RELEVAN BAGI INDONESIA

Kaliurang (Global FIAI News) “Ekonomi Islam sangat relevan dan dibutuhkan dalam rekonstruksi sistem ekonomi di Indonesia, karena sistem ekonomi dalam Islam bebas riba yang didukung dengan nilai etik Islam yang harus diterapkan dalam prosedur ekonomi Islam yang tujuan intinya adalah keberkahan”, ujar Wulan mahasiswa STEI HAMFARA Yogyakarta dan merupakan delegesi dari FoSSEI yang berkesempatan menjadi pembicara dalam Forum Kajian Ekonomi Islam (FKEI) FIAI. Hal ini berbeda dengan ekonomi kapitalis dan liberalis, kata Wulan, yang terbukti selama ini justru melemahkan perekonomian negara dengan konsep laizes faire-nya dan bebas nilai karena memang tujuan utama dari system ekonomi ini untuk memperoleh kepuasan dan kekayaan individual. Hal tersebut mengemuka saat Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) regional Yogyakarta mengunjungi FKEI FIAI, senin, 27 Oktober lalu untuk melihat dan mentoring keorganisasian dan peningkatan kualitas sumber daya manusia FKEI FIAI yang merupakan anggota FoSSEI. Sementara Nasrodin, perwakilan FoSSEI yang juga mahasiswa ekonomi Islam FIAI UII menyatakan bahwa memang tujuan dari silaturahim dan mentoring ini sebagai langkah pengenalan organisasi dan pengembangan wacana keilmuan pada seluruh anggota FoSSEI di regional Yogyakarta yang diawali dari UII dan dilanjutkan ke tiap-tiap Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang ada di seluruh universitas yang ada di Yogyakarta. Lebih lanjut, ia menjelaskan, bentuk follow up pengenalan tersebut berupa rencana untuk menggelar Regional Training for Trainer untuk Ekonomi Islam yang akan diselenggarakan segera setelah Silaturahim ini. Pada kesempatan ini kali pertama dipekenalkan FKEI FIAI dan FoSSEI kepada anggota FKEI agar lebih mengenal lebih dekat jaringan keorganisasian yang ada didalamnya dan sudah menjadi organisasi mahasiswa ekonomi Islam tingkat nasional. (a. nurozi/agus)

Seringan Kapas

Kami keluarga besar FIAI UII Turut berduka cita atas meninggalnya ibunda dari Dra. Rahmani Timorita Y. M.Ag. (Dosen FIAI UII), Senin, 1 Juli 2008 pkl. 13.00 wib. Semoga diterima disisiNya dan amal ibadahnya.

Sertifikasi Bagi Guru-Guru Profesional

Kaliurang (Global FIAI News), Sejak disahkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Desember 2005, persoalan guru menjadi isu menarik perhatian masyarakat, pasalnya guru belum mendapatkan kesejahteraan yang dapat mencukupi kebutuhannya. Namun hal tersebut sepertinya akan segera berakhir dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 tahun 2007 yang disahkan pada 4 Mei 2007 yang mengatur tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan dan disambut dengan Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Sertifikasi pada 13 Juli 2007. Lahirnya undang-undang tersebut tentunya menjadi angin segar bagi para guru untuk bisa meningkatkan taraf kehidupan ekonominya dengan adanya pemberian tunjangan profesional yang berlipat dari gaji yang diterima. Maka dengan demikian diharapkan guru-guru harus memiliki kompetensi mengajar yang baik setelah mendapatkan sertifikasi itu dengan menjalani berbagai proses yang telah ditentukan. Pelaksanaan sertifikasi berlangsung secara nasional yang akan diikuti oleh 2,67 juta guru diseluruh Indonesia selama sepuluh tahun, sehingga untuk setiap tahunnya dibutuhkan tidak kurang dari 200 ribu guru. Sementara untuk wilayah daerah istimewa Yogyakarta (DIY) dan jawa tengah berdasarkan Rayon Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi adalah 11.799 guru sebagaimana yang telah berjalan pada 2007. Maka pada tahun 2008 ini sistem portofolio akan digunakan dalam proses sertifikasi guru. Untuk merespon persoalan tersebut, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (P3I) Fakultas Ilmu Agama Islam UII mengadakan Seminar Regional pada 10 Juli 2008 yang berlangsung di ruang sidang FIAI UII dengan tema “ Peningkatan Profesionalitas Guru Menunjang Keberhasilan Sertifikasi” yang di ikuti oleh 50 lebih peserta dari berbagai guru yang berbeda latar belakang pendidikannya. Dalam sambutannya, Dekan FIAI, Drs. HM. Fajar Hidayanto,MM menyatakan, sertifikasi guru ini sangat penting karena merupakan ajang ujian profesionalitas guru dalam mengajar sekaligus kesempatan bagi guru untuk dapat meningkatkan kesejahterannya. Dr. Rochmat Wahab, MA. (Pembantu Rektor Bidang Akademin Universitas Negeri Yogyakarta), mengemukan dalam materinya bahwa program sertifikasi guru ini tujuan utamanya bukanlah semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan guru, akan tetapi lebih ditekankan pada bagaimana mendapatkan guru professional yang memiliki standar kualifikasi akademik dan sertifikat akademik yang mengajar sesuai dengan kemampuan akademik yang dimilikinya serta teknik mengajar yang baik. Karena sebelum adanya sertifikasi ini, banyak guru-guru yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensi keilmuan yang dimiliki sehingga dalam mengajar hanya setengah-setengah atau parsial yang mengakibatkan murid menjadi tidak terarah dan sekolah mengalami kemunduran yang cukup signifikan. Lebih lanjut lagi, Rochmat mengatakan ; “ sertifikat tersebut sebaiknya tidak bersifat permanen sehingga guru yang telah memilkinya harus dievaluasi secara periodik, karena sertifikat itu bisa dicabut bila melanggar kode etik profesi guru dan persyaratan administratif bagi pegawai negeri sipil dan peraturan yayasan bagi guru dilingkuang swasta”. Beliau juga menyanyangkan lambannya departemen agama dalam mensosialisasikan program sertifikasi guru ini bagi guru-guru yang berada di bawah naungannya. Sementara itu, Drs. H. Hujair AH. Sanaky MSI, (Pakar Media Pembelajaran & Dosen FIAI), menyebutkan, pembelajaran pada hakikatnya adalah sebagai media komuniksi sehingga keberadaan media-media pembelajaran tidak hanya terbatas pada apa yang ada dikelas. Karena saat ini banyak sekali media yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran terhadap muridnya seperti media cetak. Elektronik, audio visual dan lain sebagainya. Menurutnya, sumber pembelajaran yang mudah diserap oleh siswa adalah dengan metode visual, begitu juga dengan sumber pesan yang datang tidak hanya dari guru melainkan juga dari murid. Berbeda dengan hal itu, Pakar Strategi Pembelajaran sekaligus dosen FIAI, Drs. H. Imam Moedjiono, M.Ag.,menyoroti tentang perilaku guru saat ini yang cenderung monoton dan senantiasa memandang anak didik sebagai suatu wadah kosong yang harus diisi tanpa memperhatikan kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa sebelumnya. Keterbatasan yang terdapat pada guru juga menjadi kendala dalam mengajar yang didasarkan pada minimnya komunikasi, kreatifitas, kemampuan yang memadai serta percaya diri sehingga mengakibatkan kebosanan murid ketika mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Indikasi pembelajaran yang efektif, menurutnya, seorang guru harus perhatian terhadap muridnya, kaya strategi pembelajaran, bereksplorasi terhadap talenta yang dimilkinya untuk melahirkan kreativitas mengajar, fleksibel, variatif dan menyenangkan serta menghargai prestasi dan kemandirian murid, demikian ujarnya terhadap peserta seminar. a.nurozi

Popular Posts

FAQ's

Teknologi

Technology

Live Traffic

Blogroll

Total Pageviews

Twitter (Follow Us)

Gadgets

Business

Nature

Featured Content Slider

Social Icons

Arsip Blog

Followers

Blog Archive

Featured Posts

Radio Streaming 98.7 Gen FM

Statistic

Kesehatan

Footer Widget 1

Social

Footer Widget 3

Agenda Terdekat

Agenda Terdekat
Milad UII Ke-71

Blogroll

Contact Form

Name

Email *

Message *

Like Us

Test Footer 2

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.al-Baqarah [2]:153)

Lowongan Pekerjaan Terbaru

Kehidupan

Advertise Here

Powered by Blogger.

Footer Widget 2

Download Ae Sakarepe

Cari Artikel

Recommended